Jujurnya,
Allah akan sentiasa memberi yang terbaik.
Dan,
Yang terbaik itu bukan bermaksud yang kita mahu.
Tidak juga semestinya yang kita sangkakan, malah kebanyakkannya, tidak jelas dimata 'manusia' dan mata kita.
Tapi ketentuan ini, adalah satu bentuk keinginan yang kita hajati jauh di sudut hati.
Hati yang mencari, yang berusaha memperbaiki...
Hanya untuk Redha Ilahi.
Berbekal apa yang kita fahami, lantas itu yang kita judi. Korban yang terkadang tiada batasan semata-mata untuk membuktikan.
Membuktikan bahawa kita itu tulus dan benar menyanyangi dan ingin menghargai. Cuma... Cuma kita tersilap, lantas itu Allah betulkan arah tuju, dan insan peneman untuk kelurusan jalan!
Allah tunjukkan jalan yang sebenar kita dambakan, dan insan yang kita impikan, cuma kita tidak perasan.
Dan, Allah jadikan kita insan, insan yang lebih baik, menjelasan satu gambaran. Dan membentuk hati, sejelas dan setulus hasrat suci.
Ketentuannya, bila diri menghajati Allah, maka itulah akan kau perolehi. Sekarang...
Siapa yang lebih menyanyangi?
Siapa yang lebih memahami?
Hanya DIA. Kan....? Kini, siapa pula kamu?
Sudah mampu Istiqomah Tahajjud bukan?
Sudah boleh berusaha untuk Dhuha.
Itulah... Itulah hikmahnya. Kita lebih dekat... Lebih dekat dengan DIA. Dan menjadi seorang yang lebih bahagia.
Sebagai hamba yang lebih baik. Itulah yang terbaik. Maka, itulah sebenarnya hikmat disebaliknya.
Lebih berusaha untuk menerima ketentuan. Itulah korban hati yang paling tinggi. Selamanya berusaha untuk bersabar. Itu cukup hebat.
Manusia biasa punya tahap kesabaran kecuali orang yang beriman.
Belajar untuk Redha dengan ketentuanNYA, adalah satu tingkatan kemuliaan.
Original Post at Norhasnita Hassan
Musafir Cinta.
Norhasnita Hassan.
